Jumat, 14 Juni 2013

cerita sex diperkosa OM B.A.Y.U

Direnggut Oleh Om Bayu
Cerita PErkosaan : Perawanku Direnggut
Oleh Om Bayu | Cerita Hot Ngentot sama
Om Om - Cerita dewasa Seks Sedarah - kali
ini merupakan sebuah pengalamanku yang
pernah aku rasakan saat aku bersama om
om yang saya suka. Namaku Rini, usiaku
sekarang 16 tahun, aku bersekolah di
sebuah SMA yang termasuk besar di Jakarta.
Kali ini akan kuceritakan tentang cerita
panasku pengalaman ketika aku masih SMU
dan belum tahu apapun tentang yang
namanya seks.
Oh ya, kata temen-temen sih aku memiliki
wajah yang cantik, dengan rambut sebahu,
kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm,
dengan tubuh yang langsing dan seksi. Aku
ingin menceritakan pengalaman dewasa
yang pertama justru dari teman baik
ayahku sendiri. Peristiwa yang tak layak
dilakukan ini yang disebut juga cerita panas
ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk
kelas 1 SMP, ketika aku masih tinggal di
Yogya. Teman ayah itu bernama Om Bayu
dan aku sendiri memanggilnya Om. Karena
hubungan yang sudah sangat dekat
dengan Om Bayu, ia sudah dianggap
seperti saudara sendiri di rumahku. Om
Bayu wajahnya sangat tampan, wajahnya
tampak jauh lebih muda dari ayahku,
karena memang usianya berbeda agak
jauh. Usia Om Bayu ketika itu sekitar 28
tahun. Selain tampan, Om Bayu memiliki
tubuh yang tinggi tegap dengan dada yang
bidang.
Kejadian ini bermula ketika liburan
semester. Waktu itu kedua orang tuaku
harus pergi ke Madiun karena ada perayaan
pernikahan saudara. Karena kami dan Om
Bayu cukup dekat, maka aku minta kepada
orang tuaku untuk menginapa saja di
rumah Om Bayu yang tidak jauh dari
rumahku selama 5 hari itu. Om Bayu sudah
menikah, tetapi belum punya anak. Istrinya
adalah seorang karyawan perusahaan
swasta, sedangkan Om Bayu tidak
mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah
seorang makelar mobil. Hari-hari pertama
kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil
bercanda-ria, setelah istri Om Bayu pergi ke
kantor. Om Bayu sendiri karena katanya
tidak ada order untuk mencari mobil, jadi
tetap di rumah sambil menunggu telepon
kalau-kalau ada langganannya yang mau
mencari mobil. Untuk melewatkan waktu,
sering juga kami bermain bermacam
permainan seperti halma atau monopoli,
karena memang Om Bayu orangnya sangat
pintar bergaul dengan siapa saja.
Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-
tiba Om Bayu berkata kepadaku, “Rin… kita
main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini,
Om periksa beneran, mumpung gratis”.
Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah
kuliah di fakultas kedokteran, namun putus
di tengah jalan karena menikah dan
kesulitan biaya kuliah.
“Ayoo…”, sambutku dengan polos tanpa
curiga.
Kemudian Om Bayu mengajakku ke
kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari
lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop,
mungkin bekas yang dipakainya ketika
kuliah dulu.
“Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus
tiduran di ranjang”.
Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah
melihat mukanya yang bersungguh-
sungguh akhirnya aku menurutinya.
“Baik Om”, kataku, lalu aku membuka
kaosku, dan mulai hendak berbaring.
Namun Om Bayu bilang, “Lho… BH-nya
sekalian dibuka dong.. biar Om gampang
meriksanya”.
Aku yang waktu itu masih polos, dengan
lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini
terlihatlah buah dadaku yang masih
mengkal.
“Wah… kamu memang benar-benar cantik
Rin…”, kata Om Bayu.
Kulihat matanya tak berkedip memandang
buah dadaku dan aku hanya tertunduk
malu.
Setelah telentang di atas ranjang, dengan
hanya memakai rok mini saja, Om Bayu
mulai memeriksaku. Mula-mula
ditempelkannya stetoskop itu di dadaku,
rasanya dingin, lalu Om Bayu menyuruhku
bernafas sampai beberapa kali, setelah itu
Om Bayu mencopot stetoskopnya.
Kemudian sambil tersenyum kepadaku,
tangannya menyentuh lenganku, lalu
mengusap-usapnya dengan lembut.
“Waah… kulit kamu halus ya, Rin… kamu
pasti rajin merawatnya”, katanya.
Aku diam saja, aku hanya merasakan
sentuhan dan usapan lembut Om Bayu.
Kemudian usapan itu bergerak naik ke
pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu
merayap mengusap perutku. Aku hanya
diam saja merasakan perutku diusap-
usapnya, sentuhan Om Bayu benar-benar
terasa lembut. Dan lama-kelamaan terus
terang aku mulai jadi agak terangsang oleh
sentuhannya, sampai-sampai bulu
tanganku merinding dibuatnya. Lalu Om
Bayu menaikkan usapannya ke pangkal
bawah buah dadaku yang masih mengkal
itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap
buah dadaku. Ih… baru kali ini aku
merasakan yang seperti itu, rasanya halus,
lembut, dan geli, bercampur menjadi satu.
Namun tidak lama kemudian, Om Bayu
menghentikan usapannya. Dan aku kira…
yah hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi
kemudian Tom Bayu bergerak ke arah
kakiku.
“Nah.. sekarang Om periksa bagian bawah
yah…”, katanya.
Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus
terang membuatku agak terangsang, aku
hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu
aku masih mengenakan rok miniku, namun
tiba-tiba Om Bayu menarik dan meloloskan
celana dalamku. Tentu saja aku keget
setengah mati.
“Ih… Om kok celana dalam Rini dibuka…?”,
kataku dengan gugup.
“Lho… kan mau diperiksa.. pokoknya Rini
tenang aja…”, katanya dengan suara lembut
sambil tersenyum, namun tampaknya mata
dan senyum Om Bayu penuh dengan
maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku
sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om
Bayu, dia duduk bersimpuh di hadapan
kakiku. Matanya tak berkedip menatap
vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-
bulunya yang masih sangat halus dan tipis.
Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya,
sehingga pahaku menumpang di atas
pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus
betisku, halus dan lembut sekali rasanya,
lalu diteruskan dengan perlahan-lahan
meraba-raba pahaku bagian atas, lalu ke
paha bagian dalam. Hiii… aku jadi
merinding rasanya.
“Ooomm…”, suaraku lirih.
“Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu
merasa nikmat…”, katanya sambil
tersenyum.
Om Bayu lalu mengelus-elus
selangkanganku, perasaanku jadi makin
tidak karuan rasanya. Kemudian dengan jari
telunjuknya yang besar, Om Bayu
menggesekkannya ke bibir vaginaku dari
bawah ke atas.
“Aahh… Oooomm…”, jeritku lirih.
“Sssstt… hmm… nikmat.. kan…?”, katanya.
Mana mampu aku menjawab, malahan Om
Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan
jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini
membuatku makin tidak karuan, aku
menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat
kesana kemari.
“Ssstthh… aahh… Ooomm… aahh…”,
eranganku terdengar lirih, dunia serasa
berputar-putar, kesadaranku bagaikan
terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah
basah sekali karena aku memang benar-
benar sangat terangsang sekali.
Setelah Om Bayu merasa puas dengan
permainan jarinya, dia menghentikan
sejenak permainannya itu, tapi kemudian
wajahnya mendekati wajahku. Aku yang
belum berpengalaman sama sekali, dengan
pikiran yang antara sadar dan tidak sadar,
hanya bisa melihatnya pasrah tanpa
mengerti apa yang sebenarnya sedang
terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian
bibirnya mendekati bibirku, lalu ia
mengecupku dengan lembut, rasanya geli,
lembut, dan basah. Namun Om Bayu bukan
hanya mengecup, ia lalu melumat habis
bibirku sambil memainkan lidahnya. Hiii…
rasanya jadi makin geli… apalagi ketika
lidah Om Bayu memancing lidahku,
sehingga aku tidak tahu kenapa, secara
naluri jadi terpancing, sehingga lidahku
dengan lidah Om Bayu saling bermain,
membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin
nikmat kegelian.
Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya
dan memundurkan badannya. Entah
permainan apa lagi yang akan diperbuatnya
pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh…
gila… tiba-tiba badannya dimundurkan ke
bawah dan Om Bayu tengkurap diantara
kedua kakiku yang otomatis terkangkang.
Kepalanya berada tepat di atas kemaluanku
dan Om Bayu dengan cepat menyeruakkan
kepalanya ke selangkanganku. Kedua
pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas
pundaknya, sehingga kedua paha bagian
dalamku seperti menjepit kepala Om Bayu.
Aku sangat terkejut dan mencoba
memberontak, akan tetapi kedua
tangannya memegang pahaku dengan
kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Om
Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.
“Aaa… Ooomm…!”, aku menjerit, walaupun
lidah Om Bayu terasa lembut, namun
jilatannya itu terasa menyengat vaginaku
dan menjalar ke seluruh tubuhku. Namun
Om Bayu yang telah berpengalaman itu,
justru menjilati habis-habisan bibir
vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam
vaginaku, dan menari-nari di dalam
vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait
kesana kemari menjilat-jilat seluruh dinding
vaginaku. Tentu saja aku makin menjadi-
jadi, badanku menggeliat-geliat dan
terhentak-hentak, sedangkan kedua
tanganku mencoba mendorong kepalanya
dari kemaluanku. Akan tetapi usahaku itu
sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan
aksinya dengan ganas. Aku hanya bisa
menjerit-jerit tidak karuan.
“Aahh… Ooomm… jaangan… jaanggann…
teeerruskaan… ituu… aa… aaku… nndaak…
maauu.. geellii… stooopp… tahaann…
aahh!”.
Aku menggelinjang-gelinjang seperti
kesurupan, menggeliat kesana kemari
antara mau dan tidak. Biarpun ada
perasaan menolak akan tetapi rasa geli
bercampur dengan kenikmatan yang
teramat sangat mendominasi seluruh
badanku. Om Bayu dengan kuat memeluk
kedua pahaku diantara pipinya, sehingga
walaupun aku menggeliat kesana kemari
namun Om Bayu tetap mendapatkan yang
diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Bayu
benar-benar membuatku bagaikan orang
lupa daratan. Vaginaku sudah benar-benar
banjir dibuatnya. Hal ini membuat Om Bayu
menjadi semakin liar, ia bukan cuma
menjilat-jilat, bahkan menghisap,
menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir
vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-
habisan. Sedotan Om Bayu di vaginaku
sangat kuat, membuatku jadi semakin
kelonjotan.
Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan
jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir
vaginaku, lalu disorongkan sedikit ke atas.
Aku saat itu tidak tahu apa maksud Om
Bayu, rupanya Om Bayu mengincar
clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya lalu
dijilatnya clitorisku.
“Aahh…”, tentu saja aku menjerit keras
sekali. Aku merasa seperti kesetrum karena
ternyata itu bagian yang paling sensitif
buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya,
aku sampai mengangkat pantatku. Om Bayu
malah menekan pahaku ke bawah,
sehingga pantatku nempel lagi ke kasur,
dan terus menjilati clitorisku sambil dihisap-
hisapnya.
“Aa… Ooomm… aauuhh… aahh… !”, jeritku
semakin menggila.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang
teramat sangat, yang ingin keluar dari
dalam vaginaku, seperti mau pipis, dan aku
tak kuat menahannya, namun Om Bayu
yang sepertinya sudah tahu, malahan
menyedot clitorisku dengan kuatnya.
“Ooomm… aa… !”, tubuhku terasa tersengat
tegangan tinggi, seluruh tubuhku
menegang, tak sadar kujepit dengan kuat
pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di
selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar
bersamaan dengan keluarnya cairan
vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om
Bayu tidak menyia-nyiakannya. Disedotnya
vaginaku, dihisapnya seluruh cairan
vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh
lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku
tergolek lemas.
Om Bayu kemudian bangun dan mulai
melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru
pertama kali mengalami orgasme,
merasakan badanku lemas tak bertenaga,
sehingga hanya bisa memandang saja apa
yang sedang dilakukan oleh Om Bayu. Mula-
mula Om Bayu membuka kemejanya yang
dilemparkan ke sudut kamar, kemudian
secara cepat dia melepaskan celana
panjangnya, sehingga sekarang dia hanya
memakai CD saja. Aku agak ngeri juga
melihat badannya yang tinggi besar itu
tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan
mataku secara tak sengaja melihat ke
bawah, aku sangat terkejut melihat tonjolan
besar yang masih tertutup oleh CD-nya,
mencuat ke depan. Kedua tangan Om Bayu
mulai menarik CD-nya ke bawah secara
perlahan-lahan, sambil matanya terus
menatapku.
Pada waktu badannya membungkuk untuk
mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya,
aku belum melihat apa-apa, akan tetapi
begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku
mendadak serasa berhenti mengalir dan
mukaku menjadi pucat karena terkejut
melihat benda yang berada diantara kedua
paha atas Om Bayu. Benda tersebut bulat,
panjang dan besar dengan bagian
ujungnya yang membesar bulat berbentuk
topi baja tentara. Benda bulat panjang
tersebut berdiri tegak menantang ke
arahku, panjangnya kurang lebih 20 cm
dengan lingkaran sebesar 6 cm bagian
batangnya dilingkarin urat yang menonjol
berwarna biru, bagian ujung kepalanya
membulat besar dengan warna merah
kehitam-hitaman mengkilat dan pada
bagian tengahnya berlubang dimana
terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya
begitu yang disebut kemaluan laki-laki,
tampaknya menyeramkan. Aku menjadi
ngeri, sambil menduga-duga, apa yang
akan dilakukan Om Bayu terhadapku
dengan kemaluannya itu.
Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu
hanya tersenyum-senyum saja dan tangan
kirinya memegang batang kemaluannya,
sedangkan tangan kanannya mengelus-elus
bagian kepala kemaluannya yang kelihatan
makin mengkilap saja. Om Bayu kemudian
berjalan mendekat ke arahku yang masih
telentang lemas di atas tempat tidur.
Kemudian Om Bayu menarik kedua kakiku,
sehingga menjulur ke lantai sedangkan
pantatku berada tepat di tepi tempat tidur.
Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga
kedua pahaku sekarang terbuka lebar. Aku
tidak bisa berbuat apa-apa, karena
badanku masih terasa lemas. Mataku hanya
bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan
oleh Om Bayu.
Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat
diantara kedua pahaku yang sudah terbuka
lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara
kedua pahaku, kemaluannya tepat
berhadapan dengan kemaluanku yang telah
terpentang itu. Tangan kirinya memegang
pinggulku dan tangan kanannya
memegang batang kemaluannya. Kemudian
Om Bayu menempatkan kepala
kemaluannya pada bibir kemaluanku yang
belahannya kecil dan masih tertutup rapat.
Kepala kemaluannya yang besar itu mulai
digosok-gosokannya sepanjang bibir
kemaluanku, sambil ditekannya perlahan-
lahan. Suatu perasaan aneh mulai menjalar
ke keseluruhan tubuhku, badanku terasa
panas dan kemaluanku terasa mulai
mengembung. Aku agak menggeliat-geliat
kegelian atas perbuatan Om Bayu itu dan
rupanya reaksiku itu makin membuat Om
Bayu makin terangsang. Dengan mesra Om
Bayu memelukku, lalu mengecup bibirku.
“Gimana Rin… nikmat kan…?”, bisik Om
Bayu mesra di telingaku, namun aku sudah
tak mampu menjawabnya. Nafasku tinggal
satu-satu, aku hanya bisa mengangguk
sambil tersipu malu. Aku sudah tidak
berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu
dan tidak pernah kusangka, karena sehari-
hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu
merangkul pundakku dan yang satu di
bawah memegang penisnya sambil
digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku. Hal
ini makin membuatku menjadi lemas ketika
merasakan kemaluan yang besar
menyentuh bibir kemaluanku. Aku merasa
takut tapi kalah dengan nikmatnya
permainan Om Bayu, di samping pula ada
perasaan bingung yang melanda pikiranku.
Kemaluan Om Bayu yang besar itu sudah
amat keras dan kakiku makin
direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah
satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas.
Aku benar-benar setengah sadar dan
pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala
kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam
lubang kemaluanku dan dengan sisa
tenaga yang ada, aku mencoba mendorong
badan Om Bayu untuk menahan masuknya
kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang tidak
akan dimasukkan semua cuma ditempelkan
saja. Saya membiarkan kemaluannya itu
ditempelkan di bibir kemaluanku.
Tapi selang tak lama kemudian perlahan-
lahan kemaluannya itu ditekan-tekan ke
dalam lubang vaginaku, sampai kepala
penisnya sedikit masuk ke bibir dan lubang
vaginaku. Kemaluanku menjadi sangat
basah, dengan sekali dorong kepala penis
Om Bayu ini masuk ke dalam lubang
vaginaku. Gerakan ini membuatku terkejut
karena tidak menyangka Om Bayu akan
memasukan penisnya ke dalam kemaluanku
seperti apa yang dikatakan olehnya.
Sodokan penis Om Bayu ini membuat
kemaluanku terasa mengembang dan
sedikit sakit. Seluruh kepala penis Om Bayu
sudah berada di dalam lubang kemaluanku
dan selanjutnya Om Bayu mulai
menggerakkan kepala penisnya masuk dan
keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi
biasa lagi. Perasaan nikmat mulai menjalar
ke seluruh tubuhku, terasa ada yang
mengganjal dan membuat kemaluanku
serasa penuh dan besar.
Tanpa sadar dari mulutku keluar suara,
“Ssshh… ssshh… aahh… ooohh… Ooomm…
Ooomm… eennaak… eennaak… !”
Aku mulai terlena saking nikmatnya dan
pada saat itu, tiba-tiba Om Bayu
mendorong penisnya dengan cepat dan
kuat, sehingga penisnya menerobos masuk
lebih dalam lagi dan merobek selaput
daraku dan akupun menjerit karena terasa
sakit pada bagian dalam vaginaku oleh
penis Om Bayu yang terasa membelah
kemaluanku.
“Aadduuhh… saakkiiitt… Ooomm…
sttooopp… sttooopp… jaangaan…
diterusin”, aku meratap dan kedua
tanganku mencoba mendorong badan Om
Bayu, tapi sia-sia saja.
Om Bayu mencium bibirku dan tangannya
yang lain mengelus-elus buah dadaku
untuk menutupi teriakan dan
menenangkanku. Tangannya yang lain
menahan bahuku sehingga aku tidak dapat
berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-
geliat dan pantatku kucoba menarik ke atas
tempat tidur untuk menghindari tekanan
penis Om Bayu ke dalam liang vaginaku.
Tapi karena tangan Om Bayu menahan
pundakku maka aku tidak dapat
menghindari masuknya penis Om Bayu
lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit
masih terasa olehku dan Om Bayu
membiarkan penisnya diam saja tanpa
bergerak sama sekali untuk membuat
kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang
besar itu.
“Om… kenapa dimasukkan semua… kan…
janjinya hanya digosok-gosok saja?”,
kataku dengan memelas, tapi Om Bayu
tidak bilang apa-apa hanya senyum-senyum
saja.
Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu
terasa besar dan mengganjal rasanya
memadati seluruh relung-relung di dalam
vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena
panjangnya penis Om Bayu tersebut. Waktu
saya mulai tenang, Om Bayu kemudian
mulai memainkan pinggulnya maju mundur
sehingga penisnya memompa kemaluanku.
Badanku tersentak-sentak dan
menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku
hanya bisa keluar suara, “Ssshh… ssshh…
ooohh… ooohh…”
Dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda
keseluruhan tubuhku. Bayangan hitam
menutupi seluruh pandanganku. Sesaat
kemudian kilatan cahaya serasa berpendar
di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa
dikendalikan lagi oleh pikiran normalku.
Seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap
meledak. Buah dadaku terasa mengeras
dan puting susuku menegang ketika
sensasi itu kian menguat, membuat
tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat
tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam
sensasi, jari-jariku menggengam alas
tempat tidur erat-erat. Tubuhku bergetar,
mengejang, meronta di bawah tekanan
tubuh Om Bayu ketika aku mengalami
orgasme yang dahsyat. Aku merasakan
kenikmatan berdesir dari vaginaku,
menghantarkan rasa nikmat ke seluruh
tubuhku selama beberapa detik. Terasa
tubuhku melayang-layang dan tak lama
kemudian terasa terhempas lemas tak
berdaya, tergeletak lemah di atas tempat
tidur dengan kedua tangan yang terentang
dan kedua kaki terkangkang menjulur di
lantai.
Melihat keadaanku, Om Bayu makin
terangsang. Dengan ganasnya dia
mendorong pantatnya menekan pinggulku
rapat-rapat sehingga seluruh batang
penisnya terbenam dalam kemaluanku. Aku
hanya bisa menggeliat lemah karena setiap
tekanan yang dilakukannya, terasa
clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh
batang penisnya yang besar dan berurat
itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak
terperikan. Hampir sejam lamanya Om Bayu
mempermainkanku sesuka hatinya. Dan
saat itu pula aku beberapa kali mengalami
orgasme. Dan setiap itu terjadi, selama 1
menit aku merasakan vaginaku berdenyut-
denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu,
sampai akhirnya pada suatu saat Om Bayu
berbisik dengan sedikit tertahan.
“Ooohh… Riiinn… Riiinnn… aakkuu… maau…
keluar!.. Ooohh… aahh… hhmm…
ooouuhh!”.
Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan
mengeluarkan penisnya dari vaginaku.
Sedetik kemudian… cret… crett… crett…
spermanya berloncatan dan tumpah tepat
di atas perutku. Tangannya dengan
gerakan sangat cepat mengocok-ngocok
batang penisnya seolah ingin
mengeluarkan semua spermanya tanpa
sisa.
“Aahh…”, Om Bayu mendesis panjang dan
kemudian menarik napas lega.
Dibersihkannya sperma yang tumpah di
perutku. Setelah itu kami tergolek lemas
sambil mengatur napas kami yang masih
agak memburu sewaktu mendaki puncak
kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku
yang masih berpeluh untuk kemudian
disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan
tersenyum.
“Terima kasih sayang…”, bisik Om Bayu
dengan mesra. Dan akhirnya aku yang
sudah amat lemas terlelap di pelukan Om
Bayu.
Setelah kejadian itu, pada mulanya aku
benar-benar merasa gamang. Perasaan-
perasaan aneh berkecamuk dalam diriku,
walaupun ketika waktu itu, saat aku
bangun dari tidurku Om Bayu telah
berupaya menenangkanku dengan lembut.
Namun entah kenapa, setelah beberapa
hari kemudian, kok rasanya aku jadi
kepengin lagi. Memang kalau diingat-ingat
sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang
sekolah aku mampir ke rumah Om Bayu,
tentu saja aku malu mengatakannya. Aku
hanya pura-pura ngobrol kesana kemari,
sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi
untuk main-main seperti kemarin dulu,
barulah aku menjawabnya dengan
mengangguk malu-malu. Begitulah kisah
pengalamanku, ketika pertama kalinya aku
merasakan kenikmatan hubungan seks.
Cerita PErkosaan : Perawanku Direnggut
Oleh Om Bayu
Cerita Hot Ngentot sama Om Om
thumbnail
Title: cerita sex diperkosa OM B.A.Y.U
Rating: 100% Based On 99999 Ratings. 5 User Reviews.
Author

Related Posts Cerita seks :

2 komentar:

  1. Butuh Bandar Online terpercaya ?
    Yuk join aja menjadi member Di TogelPelangi

    Menyediakan permainan ;
    Togel
    Live dd48red blue

    serta memberikan prediksi terakurat

    DISKON Pemasangan :
    4D ; 66%
    3D : 59%
    2D : 29%

    Support 4 Bank terbaik :
    BCA
    MANDIRI
    BNI
    BRI

    Hot Promosi Jackpot Super Lucky
    Promo New Member
    Komisi Referal 1%

    Daftar sekarang bos : www.togelpelangi.com/daftar

    Info dan contact :

    BBM D8E23B5C
    LINE togelpelangi
    No telp.dan W.a +85581569708

    Silahkan bos



    BalasHapus

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
This Site By Sayyid